Jumat, 22 Maret 2019

Karnak Cafe oleh Naguib Mahfouz

~~~
Masih keranjingan nulis review buku semenjak ikutan RCO. Wah, ini berkah tersembunyi. Semoga, ini tak luntur meski program RCO telah berakhir. Dan lagi, sebenarnya buku ini masih ada hubungannya sama tantangan RCO di level terakhir. Hari itu, ambil 2 buku peraih nobel sastra. Satu buku telah kubahas di tulisan sebelumnya.

Buku yang saya baca, tertulis nama penulisnya "Najib Mahfuz" yang saya kira orang Indonesia asli. Ternyata, saya salah duga. Novel Karnak Cafe merupakan buku peraih nobel sastra dunia dari seorang penulis kenamaan Mesir, Naguib Mahfouz.

Karnak Cafe menceritakan sudut Mesir pada masa pra dan pasca kemerdekaan di sekitaran tahun 1967-1972. Tentang pergerakan para pemuda serta gejolak para sipil yang ikut memikirkan nasib bangsa. Bercerita tentang kesetiaan, pengkhianatan, serta isu politik yang gencar terjadi pada saat itu.

Buku ini selesai dan dipasarkan pada tahun 1975 dan meraih nobel 3 tahun setelahnya. Dari sini, para pakar sastra mengemukakan bahwa tulisan Naguib Mahfouz dalam Karnak Cafe memang mengedapankan pemikiran netral antara pro-kontra kejadian revolusi di taun 1971.

Novel setebal 164 halaman ini akan mengajak para pembacanya membayangkan betapa gentarnya keadaan pada saat itu. Selain itu, cerita ini diambil bukan hanya dari satu sudut pandang. Masing-masing tokohnya memiliki porsi untuk menceritakan kejadian yang mereka alami, sehingga di bagian akhir bisa ketemu benang merahnya.

Buku ini keren, sih! Nggak heran dapat penghargaan nobel. Bacanya udah kayak diaduk-aduk perasaannya. Ngeri, getir, sedih, kecewa. Pokoknya, recommended banget.


🖤
Tuban 22032019
#muthyasadeea #tulisandee #reviewbuku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan jejak ya...
Salam kenal, Dee