Kamis, 13 September 2018

Manifestasi Hijrah Masa Kini

تقبّل الله منّا و منكم
كلّ عام و انتم بخير

~Selamat Tahun Baru 1 Muharram 1440 Hijriyah~
🖤🖤🖤



Setelah Nabi Muhammad wafat, ada yang mengusulkan tahun kelahiran Muhammad sebagai awal patokan penanggalan Islam dan ada pula yang mengusulkan tahun wafatnya Nabi Muhammad. Akhirnya, pada tahun 638 M (17 H), khalifah Umar bin Khatab menetapkan awal patokan penanggalan Islam adalah tahun dimana hijrahnya Nabi Muhammad dari Mekkah ke Madinah. 
Penentuan awal patokan ini dilakukan setelah menghilangkan seluruh bulan-bulan tambahan (interkalasi) dalam periode 9 tahun. Tanggal 1 Muharam Tahun 1 Hijriah bertepatan dengan tanggal 16 Juli 622, dan tanggal ini bukan tanggal hijrah NabiMuhammad. Karena peristiwa hijrah Nabi Muhammad terjadi bulan September 622.

=====

Sekilas sejarah itu, membuat kita harusnya bisa menyelami lebih jauh makna hijrah. Ia bukan sekadar proses perpindahan dari satu tempat ke tempat lain. Hijrah merupakan manifestasi keimanan kita pada Allah.

Hey! Adakah kaitannya hijrah dengan iman?
Tentu saja! Karena sejatinya hijrah adalah meninggalkan suatu keadaan dari yang kurang baik menuju yang lebih baik. Keadaan cara bersikap, berkehidupan, bermasyarakat, beribadah. Keadaan riil maupun moril, materi dan nonmateri, ataupun tengah sendiri juga berjamaah. 

Hijrahlah, dan jangan takut dengan apa yang kau tinggalkan, karena kau akan mendapatkan penggantinya, bahkan lebih. (Imam Al-Ghazali)

Pasti butuh waktu. Berapa lama?

Karena tiada yang instan. Proses hijrah tidak melulu soal masa lalu kelam yang ingin berubah. Bisa jadi, itu konflik batin yang hanya kita dan Tuhan saja yang tahu. Jadi, nikmati prosesnya. Bersyukurlah jika memang kita dikelilingi lingkungan yang mendukung pergerakan kita menuju kebaikan. Namun, selalulah minta hidayah jika kita sedang sendiri di antara orang yang tidak bervisi sama.

Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk. (QS. Al Qashash: 56).

Sebenarnya, untuk apa dan siapa kita hijrah?

Sejatinya hijrah itu, selain bertahap, ia juga meningkat. Perihal yaqin, percaya, beriman, melebur pada satu yang disebut husnuzan pada keputusan Allah. Sudah tak ada lagi keragu-raguan untuk memilih jalan Allah sekalipun itu terjal. Maka, bertanyalah pada hati sendiri, sudahkah saya benar-benar hijrah pada tingkatan ini?

Barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barang siapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. An Nisa: 100)

Akhir dari tulisan ini, saya kutipkan sebuah hadits yang menyatakan dengan jelas bagaimana Rasulallah mengemukakan perihal hijrah.

Sesungguhnya setiap perbuatan itu tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang akan dibalas berdasarkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena menginginkan kehidupan yang layak di dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya akan bernilai sebagaimana yang ia niatkan. (HR.Bukhari Muslim)

Wallaahu a'lam😇



Tuban, 11092018
#muthyasadeea #tulisandee #karyadee
#komunitasonedayonepost #ODOP_6 #ODOPBatch_6

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan jejak ya...
Salam kenal, Dee