Kamis, 04 April 2019

Membincang Pondok Pesantren #part1

~~~
Di era milenial kali ini, makna santri seolah diluaskan dengan kecanggihan teknologi. Pondok Pesantren sudah tidak lagi menjadi momok mengerikan untuk mereka yang haus ilmu keagamaan dan ketuhanan. Bahkan, semakin ke sini, model pendidikan ala pesantren menjadi primadona paling dicari oleh para orang tua.

Namun, mari sejenak kita previous dekade ini, atau lebih tepatnya di awal-awal milenium, di mana pada masa itu peralihan model pesantren salaf ke modern. Saat itu, beberapa pesantren masih keukeuh dengan model pembelajaran pondok yang kita kenal turun temurun dari pengajaran Wali Songo. Namun, di beberapa tempat lain, pesantren berkembang juga melakukan perubahan dengan mengembangkan pembelajaran aktif ke arah santri.

Beberapa public figure yang merupakan alumni pesantren mengemukakan beberapa perbedaan antara model pesantren salaf dahulu dan pembelajaran pesantren kekinian di mana mereka masih mendapati hal tersebut dan membandingkan dengan gamblang. Salah satunya adalah figur kiai.

Dalam role pembelajaran pesantren salaf, seorang kiai berposisi rujukan utama di mana dalam semua pengajian kitab, kiailah yang membaca, membalah, juga menjelaskan isi. Namun semakin ke sini, proses pembelajaran yang menuntut siswa untuk aktif, maka peran pendidik -atau dalam konteks ini, kiai- akan sedikit bergeser. Sekalipun masih menjadi rujukan utama, tetap saja pembaca, pembalah, dan penjelas menjadi opsi bagi santri.

Sosok kiai yang disegani pada zaman dulu, sangat berbeda pemahaman dengan kiai zaman sekarang. Kiai dahulu, karena begitu disegani, orang-orang pun menjadi sungkan. Sedang di zaman sekarang ini, kiai dituntut merakyat untuk bisa disegani masyarakat. Sosok kiai pada zaman dahulu lebih dikenal kezuhudan juga riyadhohnya. Dan untuk zaman sekarang, sulit untuk mengetahui hal tersebut.

Masih ada beberapa aspek pembeda antara pesantren zaman dulu dan sekarang. Baik secara kasat mata maupun terselubung. Bukan hendak mencari mana yang lebih unggul, karena sebenarnya, semua tujuan pendidikan adalah sama, mengentaskan kebodohan. Namun, konteks ini kita serap sisi positif yang bisa dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.



🖤
Tuban 04042019
#muthyasadeea #tulisandee #ceritadee

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan jejak ya...
Salam kenal, Dee