Minggu, 18 November 2018

Unsur Intrinsik

Cerita sebelumnya...
Menjamu Rindu


Terkait unsur intrinsik dari tulisanku tersebut, akan kubedah sesuai dengan pemahamnku sendiri. Jadi, kalau ada masukan lain, sampaikan saja di kolom komentar.

OK! Aku daftar, ya....
  • Tema
Aku tidak tahu harus menamai cerita ini dengan tema apa. Tiap kali menulis cerita, aku mendapati pikiranku mengalir begitu saja. Sebenarnya, inilah kelemahanku dalam menulis cerita, tidak bisa membuat kerangka yang matang. Menulisku sekehendak hati yang kemudian abai pada ketentuan. Jadi, anggap saja tema yang diambil adalah "Jangan Memandang Orang lain dari Tampak Luarnya". Kurang lebih seperti itu.
  • Alur dan Latar
Sepertinya untuk alur, sudah kentara bahwa itu alur maju. Karena latarnya pada perjalanan kereta api yang belum berhenti di stasiun. Latar juga sudah dijelaskan bahwa itu di sebuah bangku dalam kereta api. Untuk jeis cerita tersebut, alur dan latar bisa terbaca langsung.
  • Tokoh dan Penokohan
 Tokohnya sangat minim untuk cerita mini tersebut. Hanya ada Rani dan tiga penumpang kereta lainnya yang tidak kusebutkan namanya, karena aku merasa butuh mengambil poin pentingnya saja pada sosok Rani. Dan kalau menurutku, penokohan Rani bisa sedikit disimpulkan bahwa ia perempuan yang memendam kenangan sekaligus kerinduan ketika sedang dalam perjalanan di kereta. Kurang kuat, memang. Tapi, sangat bisa dibayangkan posisi Rani dengan penggambaran bagaimana ia menikmati dunia heningnya.
  • Sudut Pandang
Sebenarnya, aku menantang diriku ingin menuliskan sudut pandang orang kedua dalam cerita tersebut. Masih rancu, memang. Dan parahnya, aku menempatkan "kamu" yang seharusnya sosok Rani, menjadi ku"aku"kan. Masih banyak pula repetisi kata yang ketika dibaca ulang memang kurang enak didengar dan bahkan justru menambah kesan gregetan. Intinya sih, tulisan itu bersudut pandang orang kedua.
  • Amanat
Nah, mungkin aku menentukan tema dari amanat yang ingin kusampaikan. Tidak semua orang pada posisi yang harus membenarkan persangkaan kita. Toh, siapa orang lain dalam kehidupan kita? apalagi itu hanya pertemuan singkat yang terjadi di atas kereta dalam sebentuk perjalanan. Amanat lain yang ingin kusampaikan sebenarnya tentang mereka para difabel (different ability) sama-sama memiliki kehidupan, dunia serta privasi mereka.

Jadi, ini akan jadi bahan evaluasi untuk diri saya sendiri bahwa menulis yang baik adalah dibaca berulang-ulang hingga terasa enak didengar. Semoga pemahamn saya bisa diterima.

Dan, perbaikan cerita akan coba saya lakukan ketika waktu longgar lainnya. Sampai jumpa di postingan selanjutnya.



Tuban 18112018
#muthyasadeea #tulisandee
#kelasfiksi #analisaunsurintrinsikcerpen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan jejak ya...
Salam kenal, Dee