Senin, 19 November 2018

Mini Crunch

Tulisan ini dibuat untuk memwnuhi tugas kelas fiksi subgenre "Fantasi"
#karyadee #fantasi #fantasystory
🖤


Moi sudah bosan hidup berpindah-pindah tempat. Maklum, ayahnya merupakan ilmuwan lintas negara sekaligus arkeolog. Paling lama, Moi tinggal di satu tempat dalam sebulan. Dan itu sudah terjadi 10 tahun terakhir, ketika sang ibu meninggal ketika ia masih berusia 10 tahun.

Gohun tahu, putri semata wayangnya sangat tidak nyaman dengan kondisi itu. Namun, bagaimana lagi? Ia tak punya pilihan lain kecuali harus selalu membawa serta Moi dalam perjalanannya.

"Ayah, tidak bisakah aku tinggal di satu tempat saja? Aku lelah, Ayah. Aku janji, akan jadi anak yang baik dan tidak akan meminta Ayah untuk buru-buru pulang. Setidaknya, berikah aku satu tempat tinggal pasti untukku istirahat. Lihatlah! Aku sudah 20 tahun namun belum sekalipun memiliki teman untuk bisa diajak bercanda setiap hari."

Keluhan yang sudah disimpan Moi, akhirnya ia keluarkan juga kelita melihat sang ayah tengah beristirahat. Tiap kali menapaki tempat baru, ia dan ayahnya sudah disediakan sebuah tempat di mana di dalamnya telah disediakan berbagai zat kimia dengan desain tabung berbagai bentuk.

Moi sama sekali tidak memiliki ketertatikan pada apa yang telah dikerjakan ayahnya selama bertahun-tahun. Ia tak pernah berselera menanyakan apapun yang berkaitan dengan dunia ayahnya. Bahkan, Moi malas mendebat sang ayah yang melarangnya memfungsikan gadget.

Moi tidak hanya sekali dua kali bertanya perihal kegilaan ayahnya pada pekerjaan tak tentu seperti itu. Harusnya, dengan pekerjaan yang sudah diakui hampir di seluruh bagian dunia, Gohun bisa mengenakkan hidupnya. Namun, apa? Jangankan untuk hidup bebas, rumah sekadar tempat kembali pulang saja tak ada.

"Usiamu hampir 20 tahun, Moi. Ayah akan memberanikan diri untuk menyampaikan semua." Dan di antara sekian banyak tahun yang Moi habiskan bersamanya, ia merasa baru pertama kali inilah sang ayah tampak serius. Tanpa mengeluarkan kata-kata, Moi menghadap sang ayah penuh seluruh.

"Ayah dan ibumu terlahir dari dua dunia yang berbeda." Meskipun terkejut, Moi tetap diam dan mendengarkannya.

"Ayah datang dari dunia liliput yanng saat itu diselamatkan ibumu dari sengatan lebah ketika tanpa sengaja Ayah mendaratkan diri di atas kelopak bunga." Moi kembali mengerjap. Tatapan sang ayah menerawang jauh. Ada kesedihan yang tepampang nyata di sana.

"Ibumu merawat Ayah dengan sangat baik. Ia membangunkan sebuah rumah kecil yang dibiarkannya berada di kamar. Dan di sanalah Ayah tau, ibumu sangat menyukai dunia scientific dan eksperimen. Hingga tanpa sengaja, ibumu menumpahkan sebuah ramuan yang tanpa sadr terminum oleh Ayah. Kamu tahu apa yang terjadi?" Sang Ayah kini menatapnya, bertanya langsung pada Moi. Tentu saja ia menggeleng.

"Ayah menjadi sebesar inikah?" Moi menjawab ragu. Ayahnya mengangguk pelan.

"Sayangnya, ibumu melakukan eksperimen itu secara kebetulan hingga belum tahu apa saja zat harus dimasukkan. Posisi ayah masih labih. Kadang normal, kemudian kembali ke asal. Begitu seterusnya bahkan ketika Ayah sudah menikahi ibumu." Laki-laki berambut putih itu tetap melanjutkan ceritanya.

Gohun menatap mata Moi penuh arti dan Moi tahu, ada banyak luka yang sebenarnya disimpan oleh sang ayah. Ah, mengapa ayahnya setertutup itu padanya?

"Ibumu meninggal dalam posisi sebagai liliput tersebab Ayah yang lalai menjaganya dari seraangan bangsa Ayah. Mereka dendam pada ibumu karena telah mengambil Ayah, padahal mereka juga tahu bahwa Ayahlah yang lebih dulu mencintai ibumu." Gohun berkata dengan kalimat paling jujur yang bisa diungkapkan matanya.

"Maksud Ayah, ibu meninggal gara-gara Ayah?" Moi memmastikan prasangkanya. Gohun diam, tidak menggeleng, tidak pula mengangguk.

"Ayah tidak mau menetap di satu tempat, karena sadar, bangsa Ayah masih terus mengincar keberadaan Ayah. Dan mengapa Ayah melakukan berbagai eksperiman di berbagai negara? Karena Ayah harus melunasi utang Ayah pada ibumu, bahwa setiap pribadi berkehidupan, berhak mendapat kebahagiaan. Ibumu ingin membebaskan banyak liliput yang tersebar di jagat raya ini. Dan Ayah juga sudah berjanji pada diri Ayah sendiri untuk suatu hari, menyusul Ibumu dalam keadaan kamu telah mengetahui semuanya," ujar Gohun dengan suara seraknya.

Moi melelehkan air mata di pipi. Ia sama sekali tidak pernah berpikir sejauh ini. Ternyata, hidupnya dan ayah sellu sellu diintai bahaya dan ayahnya berjuang mati-matian seorang diri. Bagaimana bisa ia tidak berpikir sejauh itu?

"Dan sejauh ini, Ayah sudah menemukan dua formula misterius ini. Ayah belum berani mengujicobakannya karena dampaknya akan sangat luar biasa," tukas Gohun yang kini enunjukkan dua buah tabung super mini yang diambil dari saku jasnya.

"Seperti apa dampak itu, Ayah?" Tanya Moi benar-bear penasaran.

"Ini, akan menjadikan seseorang sebagai liliput dengan waktu yang belum bisa Ayah pastikan." Gohun menunjuk satau formula di tangan kirinya. Kemnudian tangan kanannya bergantian menunjukkan formula lainnya.  "Dan ini, meskipun dalam posisi menjadi liliput, kekuatan yang dimiliki akan serupa dengan manusia normal," lanjutnya. Moi Moi mengangguk-angguk mengerti.

"Bolehkah aku mencobanya?" Moi bertanya ragu. Sang Ayah menoleh memastikan bahwa benar putri semata wayangnya bertanya demikian.

"Bukan hanya kamu, Moi. Tapi kita berdua. Tapi, tunggu Ayah selesaikan satu formula llainna yang bisa membuat kita tak tampak dari dunia liliput," jawab Gohun dengan mantap. Moi mengangguk semangat.

Dan kini, ia tak lagi memiliki keraguan atas apa yang dilakukan ayahnya untuk membuat mereka ttap selamat dan bisa hidup normal, etah ituu aebagai manusia atau liliput.

🖤
Tuban 19112018
#muthyasadeea #tulisandee
#kelasfiksiODOP #tantanganfantasi #fantasystory

1 komentar:

Tinggalkan jejak ya...
Salam kenal, Dee