~~~
Hari itu masih seperti biasa. Bunga bermekaran yang dirawat oleh mamamu. Dua ekor burung dengan sangkar masing-maaing yang saling bercuitan milik papamu. Suara gemercik air dari kolam depan rumah yang dihuni 3 ekor ikan koi dan selebihnya ikan cupang. Dan yang tak ketinggalan, dengungan radio campur sari dari tetangga sebelah yang terdengar hampir 7x24 jam.
Satu-satunya hal yang berubah hari ini adalah dirimu. Lihat saja, kau mengacuhkanku dan begitu asyik bercengkerama dengan laki-laki sok kegantengan di sebelahmu. Aku tak habis pikir, kamu begitu mudah melupakanku padahal akulah yang menemanimu setiap waktu.
"Mana nyadar, aku, kalau kamu sudah naksir aku dari jaman SMA? Lagian, kamu sedari dulu gayanya songong, mentang-mentang jadi kaoten tim basket di sekolah."
Oh, jadi dia laki-laki di masa lalumu yang baru bertemu beberapa hari lalu setelah sekian lama tak bertemu? Sebentar. Jika yang diobrolkan masa SMA dan sekarang usiamu menginjak 27, maka, itu hampir sepuluh tahun lalu. Jadi, maksudnya, laki-laki itu sudah naksir kamu sejak 10 tahun lalu?
"Kamu yang nggak peka. Dari awal ketemu pas kamu wawancara aku, saking nggak maunya aku kamu ngancel jadwal wawancara, aku bela-belain nyari buku tweety kamu. Aku broadcast semua grup whatsapp dan bikin sayembara, yang bisa nemuin buku tweety kurang dari 5 menit, aku traktir di kantin selama seminggu."
Fix! Aku menilai dari cerita panjangnya bahwa dia memang lelaki sejati. Tapi kamu harus tahu, aku tidak menyukainya sama sekali. Dan lihatlah! Kamu tertawa, bahagia dan benar-benar lepas. Bukankah tawa itu setiap harinya hanya kau berikan padaku?
"Riko. Kalau masih lama ngobrolnya, aku sama Lidya pulang dulu, ya?" Serombongan orang keluar dari dalam rumahmu.
"Sepertinya, aku harus pamit dulu, Tasya. Aku nggak bakal dikasih mama dan papamu menginap di sini." Cih! Bercandaan macam apa itu? Tapi, mama papamu tersenyum mendengarnya. Lalu, kamu pun berdiri, mengantar rombongan itu sampai gerbang rumah. Aku benar-benar ditinggalkan olehmu.
"Cuma nostalgia masa SMA, Ma. Belum sampek bahas nikah-nikah." Aku mensengar suaramu bercerita pada mamamu sembari menggandengnya untuk kembali memasuki rumah.
"Tasya, gawaimu." Dan bahkan, untuk bisa kembali dilirik olehmu, harus papamu lebih dulu yang menimangku. Sepertinya, kamu masih dimabuk asmara. Tak apa, setelah masuk kamar, aku akan jadi satu-satunya tempatmu mencurahkan isi hati.
Ok! Sampai jumpa di kamar, Tasya.
🖤
Tuban, 19102018
#muthyasadeea #tulisandee #karyadee
#komunitasonedayonepost #ODOPBatch_6 #tantangan6ODOP #fiksi
persoalan naksir menaksir ini, kadang bagi sebagian orang memang gak pekaaa :D
BalasHapus😍
BalasHapus😇😇
BalasHapusMasoook ☝👍
BalasHapusEeaaaaaa~
BalasHapus