~~~
Ini perihal hati yang enggan bicara. Bukan karena orang lain. Tapi hatinya yang memang berubah. Ada luka di sana yang pada akhirnya bisa membuatnya melakukan hal di luar batas kewajaran. Lukanya selama tiga tahun, lebur dalam waktu semalam.
Sayang...
Tidak selamanya perpisahan diartikan sebagai hubungan yang putus dan berhenti tanpa mau peduli lagi. Seperti aku dan kamu saat ini. Berhenti menjalani kehidupan ini sejatinya adalah berhenti saling melukai, saling menyurigai. Bukankah hal seperti itu tak patut untuk dipertahankan.
Sayang...
Mulut bisa berdusta, rupa mampu bertopeng, namun mata dan hati tetap ingkar. Mereka hanya bisa menyampaikan kebenaran. Pendaran cinta di sana lenyap, tanpa sisa, dan itu menyisakan luka. Maka, sudah tak ada lagi yang bisa dikambing hitamkan.
Sayang...
Aku dan kamu sudah selaksa laut dan gunung, bersatu hanya jika keajaiban Allaah berkehendak dalam takdir sesuai ingin kita. Sayangnya, Dia bekerja sekehendak-Nya. Harapan-harapan melangit olehku dan olehmu, mungkin harus tergantikan dengan hal lain.
Sayang...
Mengertilah sedikit! Di mataku yang sudah mengalirkan ribuan anak sungai air mata, hatiku yang mulai hampa tanpa suara sekadar sapa, pula sikapku yang memendam lelah demi menjadi orang lain di depanmu. Tidakkah kau temukan aku menjadi patung yang hanya menyesakkan pandanganmu serta hidupku sendiri?
Sayang...
Tak ada yang bisa kusampaikan srlain maaf. Bukan menyalahkan sabar yang kurang bertahahta di hatiku. Hanya saja, aku tak bisa menemukan jalan lain selain melepaskan hubungan ini.
Aku dan kamu...
Akan jadi cerita mengenaskan jika dilanjutkan.
Jadi, perpisahan ini, bukan karena kita ingin. Tapi nerusaha berhenti melukai perasaan masing-masing.
🖤
Tuban 20102018
#muthyasadeea #tulisandee #karyadee
#komunitasonedayonepost #ODOPBatch_6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan jejak ya...
Salam kenal, Dee