( الآ بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ)
Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.[Surat Ar-Ra'd 28]
Aku masih harus beristirahat di akhir pekan ini. Seusai mandi pagi, aku mengagendakan untuk hibernasi seharian ini. Membaca setumpuk buku yang sudah sering kali melambai ingin dimurajaah. Seharian, aku memanfaatkan Sabtu dengan baik.
Sejenak aku terdiam mengingat-ingat peristiwa kemarin dan terngiang perihal kematian yang aku bayangkan. Sungguh, meski aku sadar memiliki penyakit dengan potensi meninggal tiba-tiba, sering kali aku merasa tak siap. Walau pada kenyataannya, ketika kambuh seperti kemarin, aku hanya bisa pasrah jika benar-benar harus berpulang.
Sebelum ini, aku juga pernah merasakan sesak napas. Tak bisa kuingat dengan jelas bagaimana awal mula kejadian itu. Yang benar-benar melekat di ingatanku, aku merasa dipermainkan oleh Izrail. Nyawaku dikeluar-masukkan melalui kerongkongan yang semakin lama semakin mengeluarkan bunyi mengi. Sungguh! Jika bisa divisualkan, ibarat seseorang yang tengah bermain alat pompa mainan. Ditarik, dilepas. Ditarik, dilepas. Dan begitu seterusnya.
Allaah...
Tidak sadarkah aku bahwa selama ini Izrail mengintai?
Bagaimana aku bisa menjalani hari-hariku dengan begitu santai?
Apa sudah sebegitu jauhnyakah aku telah lalai?
Sudah pulihan kali, penyakit-penyakitku datang mengingatkan, bahwa Izrail tak pernah beranjak dari penglihatannya ke arahku. Ia menaruh perhatian seluruh pada jasadku. Mungkinkah ia tengah menghitung sisa waktuku dengan ketukan jari pada lembaran yang dibawanya? Kadang, rasa sakit itu bercampur dengan ketakutanku sehingga tangisanku lebih mengarah pada ketakutan. Ah, sakit memang. Sangat! Tapi, Izrail tidak pernah lalai dari tugasnya. Tak akan ada percepatan ataupun perlambatan untuk sekali mengalihkan ruh dari jasadku.
Benaar nasihat Imam Al-Ghazali. "Saat terbangun, kudapati Allaah memberikan kesempatan untukku bertaubat". Aku pun ingin berubah setiap harinya. Meski kegiatanku dibatasi dengan keadaan fisik yang tak mendukung, aku tetap ingin menebar manfaat. Dan dunia milenial memberikan ruang tak terbatas untukku.
Beberapa kegiatan online dan kepenulisan kulakukann bersamaan meski hanya dengan bersantai di rumah. Ditambah lagi sampingan online shop. Walaupun semuanya akan terbengkalai jika sewaktu-waktu penyakitku kambuh, persis seperti kemarin.
Ah, Allaah Mahatahu.
Dia tak mungkin menguji hamba-Nya di luar batas kesanggupan.
Di sisa usiaku yang semakin menipis, semoga selalu ada kebaikan yang tersisip di tulisan-tulisanku.
Regards, Dee💗
🖤
Tuban, 08092018
#muthyasadeea #tulisandee #karyadee
#komunitasonedayonepost #ODOP_6 #ODOPBatch_6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan jejak ya...
Salam kenal, Dee