Sebelumnya, bagiku menulis hanya kegiatan yang bisa memuaskan batinku, melepas beberapa hormon endorphin ku sehingga bisa mendapat kebahagiaan lebih. bergabung di sebuah organisasi kepenulisan pun hanya berniat menambah pengalaman, tidak lebih. jadi, tentu organisasi tidak pernah menjadi prioritasku. terpenting buatku cukup menulis dan menulis.
dengan keadaan yang dirasa bahwa sebenarnya aku mengdap penyakit yang mengharuskanku banyak istirahat dan mengepress sejua kegiatan out door ku, aku sadar betul bahwa pilihanku untuk bergabung di kegiatan luar kota merupakan aksi nekat yang tentu saja oleh kebanyakan orang waras akan disayangkan atau justru malah ditertawakan. pilihan istirahat dan menghabiskan hari libur di rumah pasti akan menjadi alternatif bagi orang yang berada sama dengan keadaanku. namun, sekali lagi, hatiku terppanggil untuk bisa bergabung dengan ktif untuk menumbuhkan semangat menulisku.
aku sadar, selama ini, aku menulis hanya untuk diriku sendiri tanpa berfikir apa yang bisa aku dapatkan dengan menulis lebih dari sekadar kebahagiaanku sendiri. kemanfaatan untuk orang lain, misal. aku ingin menjadi bermanfaat dengan menulis. sebagaimana beberapa waktu lalu ketika aku harus tergolek tanpa daya di atas ranjang. dalam waktu dua bulan, aku sudah bisa menyelesaikan satu draft novelku dan bahkan sudah dilirik oleh penerbit. sungguh, min haitsu laa yahtasib.
baiklah! jika bukan karena acara yang cukup penting ini, mungkin akan menjadi sebuah kemustahilan untukku menginjakkan kaki hingga sejauh bumi JEmber. ditambah lagi dengan medan yang tak mudah. oh, ya. aku berangkat bersam seorang anggota lain ddari kota kelahiranku. sebut saja, Nur. usianya jauh lebih senior dariku, apalagi pengalamannya. sosoknya bahkan sudah mengelilingi Eropa dengan hasil dari beasiswa dan koneksinya yang luar biasa. dan semua itu hanya dengan satu kunci, membaca dan menulis. ah, harusnya aku menyadari bahwa membaca dan menulis itu sepkaet yang bisa memunculkan banyak cita-cita sehingga hal yang tak mungkin tahu-tahu bisa terwujud.
tiba di tanah Jember dan mengikuti serangkaian acara, membuaku menyadari, bahwa aku beruntung dipertemukan dengan orang-orang sukses yang sangat mencintai dunia literasi yang untuk lingkunganku pribadi, aku tak bisa menemukan orang sepemikiran denganku. bahkan aku merasa tak ada apa-apanya dibanding mereka semua. meski di sekelilingku, orang lain sudah memandang lebih ke arahku. ah, betapa malunya aku ketika membaur bersama mereka. sepertinya benar, buku yang aku aca masih kurang banyak, mainku kurang jauh serta pengalamanku kurang pahit.
selain ilmu, hiburan dan kawan juga menjadi hikmah tersembunyi. rupa-rupanya benar, shilaturrahim merupakan wasilah rejeki yang tidak dirupakan dengan materi. bukankah berkumpul dengan orang sholeh merupakan salah satu rejeki yang tak terniali?
materi pembelajrana malam itu, literasi berkeadaban. ah,benarkah bahwa yang selama ini aku tuliskan sudah melukiskan bagaimana kepribadianku? rasa-rsanya pas sekali jika aku termasuk golngan QS Ash-Shoff. sepertinya, aku memang harus merubah diriku, menaikkan skala priorotasku untuk menjadi manusia berguna. melalui tilisan misal. aku tak bisa harus terkungkung seperti ini atau aku akan tenggelam di antara prestasi para peserta lain yang bisa menyeimbangkan antara literasi dengan kehidupan sehari-hari mereka.
....
sekitar pukul sepuluh pagi di hari Jumat yang cerah, kami melakukan perjalanan panjang ke stasiun wonokromo. dari sana, kami menunggu kedatangan kereta yang akan mengantar kami menuju Jember. ya, mau tak mau memang, kami berangkat sehari lebih awal dari penyelenggaraan acara. tak apa. tapi sungguh, malam pertama itu, setelah beitu lelahnya dengan perjalanan panjang, kami emndapti penginapan yang jauh dari kata nyamna. aku yang terlalu sulit untuk beradaptasi dengan tempat baru, jangankan untuk tidur dengan nyenyak, sekadar menutup mata saja rasanya sangat berat. untung cuma semalam.
keesokan harinya, kami sudah dijemput panitia yang sebelumnya sudah menjemput rombongan FLP madura di terminal. jadilah kami berangkat ke lokasi acara bersama, bertujuh, delapan sekalian sopir yang tentu saja bukan anggota, hihihihi
dan subhaanallaah, medan untuk sampai lokasi jauh lebih ekstrem dari lokasi writing camp FLP Jatim tahun lalu. selain jalanan yang berkelok, masih harus ditambah dengan tanjakan yang ccuram. maa syaa allaah. untung saja naik mobil. nggak kebayang kalau harus naik ojek.
namun, segala ketakutan terbayarkan dengan lokasi yang subhaanallaah mengudang decak kagum. lebih dari sekadar indah. di alam terbuka dan seluas itu, barulah aku menyadari, bahwa manusia sama sekali tak ada artinya dibanding dengan seluruh kebesaran Allah. melihat hamparan alam luas lengkap dengan pemandangan langit yang cerah, sungguh, seolah-olah, Allah ingin mengatkan bahwa lihat ini belum seberapa. aku taklagi bisa menggambarkan dengan lisan bagaimana keindahan serta perasaanku hari itu. intinya, lebih dari bahagia dan takjub.
langsung pad materi di malma harinya. materi kepenulisan dan keislama yang merupakan dua pilar pening dalma FLP benar-benar melekat kuat dalam memoriku. seolah-olah, hatiku sedang dibongkt ulang dengan setiap statement para pemateri yang berhasil melucut semangatku untuk lebih rajin menulis. ah, ya. juga membaca.
mengenal orang lain dengan bekal buku bacaan yang sudah seabrek, kadang hanya bisa mengangguk goblok dan sekadar iya-iya aja tanpa memahami dan menangkap maksudnya dengan jelas. aku benar-benar ingin menjadi seperti mereka. baiklah! sepulangnya dari JEmber, management waktuku antara membaca, menulis dan kegiatan sehari-hari harus benar-benar tertata. aku tak ingin fokus hanya pada satu hal karena masih banyak hal yang ingin aku lakukan di sisa umurku ini. masalah esok, siapa yang tahu. yang penting, aku ingin mengagendakan diriku yang menjadi jauh lebih bermanfaat dengan mengurus umat. aktif di berbagai organisasi dan komunitas, memperluas jaringan, menomorduakan uang, karena sisi rejeki bukan hanya dilihat dari materi.
ah, terlalu banyak hikmah yang aku dapat dari perjalanan panjangku menuju Jember. dengan tekad bulat pula, aku ingin membangun FLP Tuban yang jauh lebih baik dan bisa mencetak genarasi-generasi hebat seberti FLP cabang lainnya di Jawa Timur ini.
semoga Allah masih memberiku kesempatan dan kesehatan hingga tak satu mimpiku pun terlewat. sungguh tak banyak. aku hanya ingin menjadi jauh lebih baik dan bijak dari sekadar yang seperti ini-ini saja. allaah bilang, asala ada usaha, akan selalu ada jalan. maka, bentuk ikhtiyarku adlah terus meminta dan berbenah diri. hasil akhir, tetap juga Dia yang tentukan.
terima kaksih FLP, yang sudah membuka mata batinku, untuk kembali berubah serta menumbuhkan semangatku untuk menulis.
catatan #upgradingflpjatim
14-15 Juli 2018, Rembangan, Jember
~Dee~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan jejak ya...
Salam kenal, Dee