Selasa, 10 Juli 2018

Renungan Malam Sebelum Menutup Mata #selfreminder

Bismillah
.
.
.
Nikmatnya tidur Engkau karuniakan kepadaku.
Karenanya, aku bisa memejamkan mata dan mengistirahatkan jiwa raga dari kelelahan dunia.
Nikmatnya tidur Engkau karuniakan kepadaku yang berujung pada kesegaran jiwa dan ragaku di ujung tidur.
Nikmatnya tidur juga pada akhirnya membuatku lalai kepada Mu, Sang Pemberi Waktu Tidur.
Aku tiada mau bangun malam untuk bermesraan dengan Mu, untuk mengharap ampunan dan Rahmat Mu.
Aku gunakan tidur dari Mu justru dengan melupakan Mu.
Yaa Robb, nikmat tidur juga sudah membuatku seperti sudah biasa, seakan aku tidur di malam hari dan pasti bangun di pagi harinya.
Sekarang, aku mempunyai kesadaran baru, bahwa belum tentu di setiap tidurku bisa bangun kembali.
Banyak sudah saudara-saudaraku yang tidur tetapi tidak bisa bangun lagi untuk selamanya.
Terima kasih, Yaa Robb…
Terima kasih atas pembangunan kesadaran melalui tidur ini.
Semoga ada kearifan pada wajah dan hatiku serta pada gerak dan pikiranku untuk menghargai  kehidupan dan mewaspadai kematian.

🖤

Ya Allah…
Engkaulah Pemilik Tidur.
Engkau juga Pemilik Kematian.
Robb, tidurkanlah aku dalam dekapan kasih sayang Mu, dalam penjagaan dan perlindungan Mu, dengan menjadikanku ingat berdoa dan berdzikir kepada Mu menjelang tidur.
Ya Allah…
Ampunilah dosaku sepanjang mataku terbuka dan tertutup.
Sempurnakanlah pengampunan itu, Yaa Rahmaan, apabila aku menutup mata untuk selama-lamanya.

🖤

Robb, ampunilah diri ini.
Dan diri siapapun yang berharap akan ampunan Mu.
Robb…
Biarlah dosaku melebihi tingginya langit, melebihi dalamnya laut, melebihi banyaknya butiran pasir di padang pasir, melebihi besarnya gunung, tetapi, ampunan Mu, maaf Mu, kebijaksanaan Mu masih jauh lebih besar dari dosaku.
Robb, ampunilah diri ini.
Dan diri siapapun yang mengharap akan ampunan Mu.

🖤

Engkau beritakan terus-menerus dalam firman Mu tentang keberadaan orang-orang yang menyesal ketika kematian datang dan ketika hukuman dijatuhkan.
Robb, akankah aku termasuk orang-orang yang menyesal kelak?
Ketika amal baikku lebih sedikit daripada keburukanku atau ketika terhadap dosa dan maksiatku yang belum aku mintakan maaf dan ampunan dari Mu.
Robb…
Catatkanlah diriku menjadi bagian dari orang-orang yang Engkau berikan ampunan, hari ini, sebelum aku dijemput kematian.
Robb…
Selamatkanlah juga ayah dan ibuku, saudara dan kerabatku, kenalan handai taulanku, juga guru-guruku.
Selamatkanlah kami dari kesusahan dunia, terlebih lagi, selamatkanlah kami dari kesusahan akhirat.
 
🖤

Sungguh, Engkaulah Pemilik Rahasia kehidupan setelah kematian.
Hanya Engkaulah yang tahu apa hak kami kelak.
Yaa Robb, demi melihat apa yang selalu hamba lakukan...
Ah, sepantasnya hamba tahu apa jawabannya. Hamba banyak membuat orang kecewa.
Hamba banyak membuat orang menangis dan berduka.
Dan, kebaikan hamba terlalu sedikit  untuk menyelamatkan hamba.

Sungguh, Engkaulah Pemilik Rahasia kehidupan setelah kematian.
Hanya Engkaulah yang tahu apa hak kami kelak. Namun, karena itulah kami tidak khawatir sebab Engkau Maha Pengampun, yang selalu berkenan menutup keburukan demi keburukan dan membuang catatan keburukan kami. Salahkah kami berharap ampunan Mu? Salahkah kami berharap ampunan Mu?
 
🖤

Robb…
Jika untuk perjalanan di dunia ini, dari rumah ke tempat kerja, dari rumah ke perniagaan, perlu persiapan, mengapa diri ini tidak paham bahwa kematian harus lebih dipersiapkan?
Robb…
Jika untuk perjalanan antarkota, antarprovinsi atau antarnegara, persiapanku sudah begitu dipentingkannya, mengapa diri ini tidak menyadari bahwa persiapan transit antaralam, tidak lebih aku prioritaskan?
Robb…
Ajarkan aku tentang hikmah kehidupan dan kematian agar aku bisa menyambut datangnya kematian dengan baik seraya mengubah kehidupanku ke jalan kehidupan yang Engkau Ridhoi.
Robb…
Jangan Engkau hinakan aku di hari kematian kami dan jangan Engkau susahkan aku karena perbuatan-perbuatan burukku.
Ampunan Mu lebih besar dari dosa dan maksiatku.
Maaf Mu masih jauh lebih besar daripada kesombongan dan keserakahanku.
Pada kebesaran Mu, aku berharap agar kami bisa Engkau perkenankan menjadi orang yang baik, orang yang saleh di sisa kehidupanku ini.
 
🖤

Ya Allah, Pemilik kehidupan, kehidupan baik yang Engkau anugerahkan kepadaku, aku rusak dengan kedunguanku.
Aku rusak dengan kesombonganku.
Aku rusak dengan keserakahanku.
Aku rusak dengan kelalaianku terhadap perintah dan larangan Mu.
Ya Allah, jika kehidupanku saja sudah rusak begini, apalah lagi kematianku?
Robb...
Pada kebesaran Mu aku berharap agar kehidupanku ini bisa diubah supaya kematianku pun menjadi bayangan yang penuh dengan bayangan keindahan. Robb…
Berikanlah kekuatan kepadaku untuk melangkah taubat kepada Mu dan melakukan kebaikan, dan hanya kebaikan di sisa kehidupanku ini.
Saatnya ruh berpisah dengan badan, mudahkanlah kematian untukku, Robb…
Dengan ridho, ampunan dan maaf Mu. Amiin…
 
🖤

Semakin hari, aku semakin tua saja.
Setiap hembusan nafas adalah hembusan jatah umur yang hilang.
Seharusnya, aku semakin arif berfikir dan bertindak.
Nyatanya, aku semakin rakus dan semakin gila!
Sisa umur pun semakin hari semakin berkurang.
Seharusnya, aku segera mempersiapkan diri menghadapi satu hal yang pasti datangnya tak diragukan lagi, yaitu kepastian akan datangnya kematian yang dibawa oleh Izrail.
Apa gerangan yang membuatku tidak takut akan kematian?
Apakah terlalu seringnya aku melihat orang mati dan terlalu berdekatannya aku hidup dengan tanah pekuburan?
Kiranya, kilauan dunia yang hanya membuatku tidak ingat bahwa aku akan terus bertambah tua dan akan terus menghabiskan sisa umur.
Ya Allah, selama ini aku bercanda dengan kematian dengan tidak memperdulikan kedatangannya.
Ya Allah, selama ini aku salah.
Menganggap diriku akan selalu gagah, dengan segenap penampilan dunia yang kumiliki.
Ya Allah, hanya karena Engkau Maha Pengampun yang membuatku bisa selamat dari kelalaian dan kebodohanku.

🖤

Manusia macam apa hamba ini, hamba takut jika berumah tak layak.
Hamba khawatir jika hidup tak layak di dunia ini. Sedangkan, untuk rumah di alam kubur dan untuk kehidupan di alam akhirat hamba tak khawatir sengsara.
Lihat saja kelakuan hamba, hamba senantiasa memperindah rumah di dunia ini dan hamba terus melengkapinya dengan kemewahan dunia.
Lihat juga genggaman erat hamba memegang harta, seolah ia takut lari dari tangan sehingga hamba begitu susah untuk mengeluarkan sedekah.
Wahai Penguasa diri hamba, pandangan hamba terhalang oleh nafsu dan pikiran kotor.
Pandangan hamba terselimuti keindahan dunia yang semu.
Hamba lupa akan kesejatian dunia yang ada akhiratnya.
Hamba lalai akan adanya pertanggung jawaban atas setiap langkah.
Ampunan Mu...
Kasih sayang Mu...
Begitu hamba nantikan di dunia ini.
Apalagi kelak di kehidupan kedua.

اللهمّ اجعل خير عمرنا اخره و خير عملنا خواتمه وخير يومنا يوم لقائك

Diantara derai airmata.
Bumi Siwalan, menuju penghujung syawal.
Gelap kamar, seorang diri.
Regards, Dee💗

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan jejak ya...
Salam kenal, Dee