Bismillaah....
Sebagaimana yang telah diketahui, bahwasannya, pada bulan rajab terdapat beberapa kemuliaan-kemuliaan bagi mereka yang mengedepankan kehidupan akhirat. Bulan Rajab disebut sebagai bulan Allah, dimana di dalamnya, Allaah menashkan perintah shalat secara pasti pada umat islam melalui Nabi Muhammad dalam peristiwa isra' mi'raj. Kemudian, pada bulan selanjutnya, Sya'ban, dikemukakan bahwa bulan tersebut adalah bulan Rasulallaah SAW, dimana dalam sebuah hadits shahih pernah menceritakan bahwa beliau tidak pernah berpuasa sunnah sebanyak beliau berpuasa di bulan Sya'ban. Hingga sesampainya di bulan Ramadhan, yakni bulan bagi seluruh umat muslim. Sebuah bulan yang hanya dipenuhi dengan rahmat dan pengampunan oleh Allaah.
Mengenai tentang bulan-bulan mulia tersebut, Rasulallaah dalam peristiwa isra' mi'raj yang telah dipastikan pada bulan Rajab, mendapatkan perintah shalat lima waktu. Perintah agung yang hingga sekarang menjadi bagian dari kesempurnaan islamnya seseorang. Islam itu dibangun atas lima perkara, bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allaah dan sesungguhnya Nabi Muhammad adalah utusan Allaah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa ramadhan dan berhaji bagi mereka yang mampu dalam pelaksanaannya (HR. Bukhori). Begitu pula dengan hadits lain yang menyatakan bahwa shalat merupakan pembeda antara umat muslim dengan kafir. Begitulah kehebatan dibalik perintah shalat.
Dalam fenomena ajaib tersebut, tidak seorang pun mengimaninya dengan tulus hingga berkatalah Abu Bakar, bahwa beliau mempercayai Rasulallaah lebih dari apapun. Sebab pembenarannya inilah, dia bergelar Ash-Shiddiq, yaitu yang membenarkan. Karena bagaimanapun, dinalar dengan rasional manusia pada umumnya, hal tersebut tentu mustahil adanya. Namun, karena berita tersebut datang dari sosok yang bergelar Al-Amiin, maka tak ada alasan untuk mempercayai kisah isra' mi'raj tersebut.
Seiring dengan perkembangan modernisitas dan teknologi terkini, kejadian sekaliber perjalanan semalam Rasulallaah tersebut bahkan telah bisa dirasionalkan. Dituliskan dalam kitab Dardir Mi'raj, bahwasannya Nabi Muhammad yang diperjalankan oleh Allaah pada malam itu, menaiki sebuah kendaraan yang disebut buraaq. Secara istilah, buraaq merupakan kilat. Dari sinilah, para ilmuan akhirnya mengemukakan bahwa, pada cahaya terdapat kecepatan 100.000 kali lebih cepat dari bunyi. Sehingga dengan penemuan ini, peristiwa isra' mi'raj dapat diilmiahkan dan dinalar rasional.
Banyak hikmah yang didapat dari peristiwa isra' mi'raj selain dengan datangnya perintah shalat. Diantaranya bahwa tak ada yang tak mungkin atas kehendak Allaah. Dengan perjalanan yang pada masa itu harusnya ditempuh dalam kurun dua-tiga bulan, bisa diselesaikan kurang dari semalam shubuh. Maka, bertasbihlah atas kuasa Allaah yang telah memperjalankan Nabi Muhammad dari Masjidil Haram hingga Masjidil Aqsha dan kemudian naik ke lapisan langit ke tujuh, sidratul muntahaa. Semoga, kita senantiasa menjadi hamba yang istiqomah mendirikan shalat. Allaahumma aamiin...
Selasa, 27 Desember 2016
Isra' Mi'raj
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan jejak ya...
Salam kenal, Dee