Minggu, 13 Januari 2019

Beyond Your Limits

Bismillaahirrohmaanirohiim...

Entah sejak kapan aku mulai asyik di dunia online shop. Meski pada mulanya, aku cuma bisa  nyinyirin adik yang waktu itu udah lebih dulu ngembangin produk sepatunya dari dunia daring.

Tapi sungguh, aku sama sekali tidak bercita-cita jadi pebisnis, melihat orang tua  yang pedagang dan memang hasilnya tidak begitu menjanjikan. Kadang laku, kadang tidak. Dan masih segar di ingatan, gabung menjadi reseller produk ini pun sama sekali tidak berniat ingin berjualan. Pure, aku menginginkan produknya.

Jadi, kalau kalian penasaran ini reseller bentuk apa, sih? Boleh banget intip akun jualan saya. Sedihnya, akun jualan lama saya hilang dengan follower yang sudah ber-K. Dan baru banget bikin new account yang followernya baru 6 ekor. (*hihihihi) Ada di sini.

Ceritanya temenku Badi'atul Lathifah ngajakin jadi reseller. Awalnya ogah, karena emang cuma pengen beli hafizdoll aja. Katanya, kalau pakai gawai, kurang baik, apalagi digunakan saat tidur. Tapi, doi pinter banget ngeracuninnya buat join reseller. Yah, sama temen sendiri, baiqlah!

Itu sekitar pertengahan 2016, aku bulatkan tekad isi form pendaftaran reseller dan masuk grup. Grupnya nggak pernah sepi. Untung, aku dari dulu suka silent semua grup. Maklum, sejak punya whatsapp, sudah tergabung di lebih dari 20 grup. Pokoknya, silent reader tingkat dewa.

Oh ya, produk berharga premium ini bisa dibeli dengan jalan arisan yang nominalnya sama persis jika dibeli secara cash. So, buat yang keuangnannya megep-megep macam aku, pilih arisanlah ya....

Dan ketika hafizdoll udah sampai, sekitar bulan ke tujuh (jauh banget, ya! oh ya, periode arisannya 10 bulan) iseng tuh, bagi-bagi foto keren si hafiz di grup-grupku. Saat itu, belum ada status whatsapp. So, ngiklanku cuma mouth to the mouth. Gak punya akun fb dan belum berani nyemplung perolshopan instagram.

Singkat cerita, di akhir 2017, aku masuk pada jajaran top reseller dengan capaian 14 customer dalam jangka waktu kurang dari 3 bulan. Dan keempat belas customer itu, rata-rata orang-orang di sekelilingku. Saudara, teman ngajar, ibunya anak-anak. Ya, namanya promo lambe to lambe.

Di pertengahan 2018, si Phephe (panggilanku buat Badi'atul Lathifah) ngajuin diri jadi EPC (istilah perusahaan gitu, CEO kali ya...) Well, grup yang dulunya berisi orang-orang seIndonesia -bahkan hingga beranak entah grup reseller 1, 2, 3, dan seterusnya- akhirnya jadi kecil berisikan reseller murni dari doi.

Aku udah kehilangan gairah buat jualan sih, karena waktu itu bertepatan dengan amanah besarku di tempat kerja. Jualan terbengkalai. Tapi, qadarullaah. Sedikit promo lewat status whatsapp, masih banyak yang respon. Grafik DM instagram juga naik. Sayang, aku slow respon banget. Intinya, hancur-hancuranlah.

Dan, ini kado di awal 2019. Semoga, masih ada ghirah untuk menebar kebaikan. Karena emang, produk ini sangat bermanfaat, lintas umur dan gender. Usiaku lebih dari seperempat abad dan masih ngerasain benefitnya sampai sekarang. Ini bukan perihal bisnis sih, kalau menurutku. It is education.

Aku tidak pernah berharap lebih dengan menjual produk ini. Aku cuma pengen, orang lain ngerasain benefit yang sama dengan apa yang udah aku dapetin. Perihal komisi, itu bonus. Aku sendiri tak pernah menarget harus closing sekian, menjual produk segini. Ah, gak banget. Tugasku cuma ngasih tahu, betapa enaknya meminang produk-produk menggemaskan ini.

Kamu masih penasaran? Tinggalin nomor hape, nanti aku hubungi. Whatsapp only, yes!



Ditulis kemarin 12012019
#muthyasadeea #tulisandee

1 komentar:

Tinggalkan jejak ya...
Salam kenal, Dee