Rabu, 05 September 2018

Semua Ibu, Kalian Istimewa

Mencintaimu tanpa kalimat, jujur tak bermuslihat.
Menyayangimu selaksa samudra, luas tak bermuara.
Mengabdimu dengan seluruh, mendengarmu dengan patuh.

Untuk semua wanita bergelar ibu...
Calon, sedang, dan selamanya. 

Untuk setiap air mata yang harus kau sembunyikan, ketegaran yang selalu kau pertontonkan, kau tidak tengah sendirian. Anak-anakmu memandangmu sebagai wanita terhebat tanpa harus kau buktikan dengan ke-sok tegar-anmu itu. Mereka melihatmu sebagai wanita nomor satu tanpa kau harus sembunyi-sembunyi menangis di balik derasnya kran wastafel atau di gelapnya lampu kamar yang sengaja kau matikan.

Ketika anak-anakmu mendewasa, kamu bisa bersandar pada mereka. Dan tentang mandi kilat karena takut bayi-bayi menangis atau makan banyak supaya bisa memberikan ASI dengan lancar, itu tinggal cerita. Mereka tumbuh dan bisa menjadi sosok yang bisa kau andalkan. Mereka ingin berperan di balik lelahmu mengurus tak henti, tanpa kenal waktu.

Ibu...
Sepertinya kau mulai berubah, jauh dari usia yang ditaksir. Berhiaslah! Berdandanlah! Kemudian, jadilah cantik! Biarkan bebanmu menguar sejenak. Anak-anakmu sudah terurus dengan baik. Berkat tangamu yang kini mulai kasar, mereka terrawat, menjadi kebanggaan yang senantiasa kau elu-elukan. Tidak! Mereka tak mungkin akan lagi merengek untuk menantimu karena terlalu lama pulang dari salon. Bahkan, mereka akan menemanimu, memastikanmu menjadi lebih baik.

Ibu...
Seharusnya kamu bisa melepas penat, melihat hingar bingar dunia luar rumah yang kau geluti setiap hari. Lupakan sejenak dapur, cucian, lantai rumah, juga kamar. Nikmatilah udara sejuk pegunungan yang hanya bisa kau kenang pascakehadiran bayi-bayi mungil di rumahmu. Hiruplah angin pantai yang kau rindukan dari torehan waktu yang dulu selalu kau agendakan.

Ibu...
Kamu tidak tengah sendiri lagi...
Ketika pekerjaan menumpuk, mengurus rumah, anak, dan suami, anak-anakmu kini bisa kau andalkan.
Kamu tidak lagi seorang diri...
Ketika sendiri kemudian merasakan lelah fisik dan pikiran, anak-anakmu bisa memberikan bahu mereka untukmu bersandar sejenak.
Kamu tidak akan lagi sendiri...
Ketika makan dan mandi seolah sedang berlimba dengan kejaran detik jam, anak-anakmu mampu menyiapkan makanan dan bajumu.

Ah, ibu....
Kau hebat di depan anakmu.
Kau pahlawan di mata mereka.
Kau segala-galanya bagi mereka.
Air matamu, sudah waktunya dibayar Tuhan dengan kebahagiaan dan kelegaan.
Bersedihlah hanya di hadapan anakmu atau menangislah di bahunya.
Namun, berbahagialah untuk segalanya.


🖤
Tuban, 03092018
#muthyasadeea #tulisandee #karyadee
#komunitasonedayonepost #ODOP_6 #ODOPBatch6

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan jejak ya...
Salam kenal, Dee