~~~
Entah sudah berapa purnama terlewat semenjak keputusanku meninggalkan pesantren. Meski kemauan waktu itu tidak muncul dari dalam hati, setidaknya untuk saat ini aku bersyukur, pernah merasakan manis serta getir pahirnya bersamaan ketika dalam masa mondok.
Mungkin, jika seseorang bertanya, dimanakah tempat ternyaman yang pernah kamu kunjungi?
Maka, akan kujawab. Ak kutemui tempat setenang aku ketika di dalam rahim ibu dan di pesantren.
Pondok Pesantren Mambaus Sholihin bukanlah sebuah pondok salafi seutuhya. Di sana tersedia semua jenis pendidikan. Jadi, pengenalan ilmu yang dilakukan pun buka sekadar pada pengetahuan di bidang agama saja, namun juga pengetahuan umum. Lalu, bagaimana aku junga menyangsikan bahwa temat ini begitu menenangkan.
Setiap waktu, pula setiap saat, kami (para santri) merasakan nikmatnya ketika tabarukan. Romo Kiai Masbuhin Faqih, sosok muassis ma'had yang menomor satukan jihad tafaqquh fiddin bagi para santrinya. Tak urung, kami para alumni masih sangat merasakan alliran doa beliau.
Dan hari ini, rindu itu merajamku. Mungkin, berkirim fatihah serrta doa akan jadi sedikit obat. Biasanya, sosok beliau akan hadir dalam tidur, ketika aku dilanda perasaan seperti ini. Namun, agaknya aku yang masih kurang khusyuk mengirimkan doaku agar sampai pada belliau.
Kiai,
Kelak di surga-Nya, panggillah aku dalam barisan orang-orang sholeh seperti engkau.
Kulo nggandol panjenengan, Kiai....
🖤
Tuban 14102018
#muthyasadeea #tulisandee #karyadee
#onedayonepost #ODOPBatch_6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan jejak ya...
Salam kenal, Dee