~Tak Ada Mantan Anak~
🖤
"Ternyata, hal seperti ini yang kamu sembunyikan? Apa yang ada di kepalamu sampai berlaku sejauh ini? Instighfar, Dek! Kamu sudah sangat keterlaluan. Bagaimana ibu akan menanggung semua ini? Apa di saat seperti ini kamu masih terpikir untuk kabur? Apa nggak sekalian berpikir untuk mati saja? Aku masih nggak habis pikir, Dek. Astaghfirullaah...." Suara itu lirih sekali, bercampur isak tertahan sekaligus gemetar karena memendam amarah.
Tak jauh di depannya, wanita paruh baya itu masih sesenggukan. Entah sudah berapa kubik air mata yang tumpah selama sepekan terakhir. Lingkaran hitam di sekeliling matanya tampak jelas. Badannya mullai ringkih dimakan lelah luar biasa meratapi hidup.
"Maafkan Ibu, Nduk. Kalau bukan karena kurangnya kasih sayang orang tua, kamu tidak akan sejauh ini. Ibu...." Suaranya kembali terputus oleh isak yang tak bisa ia tahan. Jilbabnya bahkan sudah basah oleh air mata.
Sedang di sisinya, perempuan itu tertunduk. Rambutnya yang tergerai, jatuh menutup sebagian wajah. Entah tengah tersenyum, menangis, atau tanpa ekspresi. Dan itu dilakukannya sejak tadi, ketika kedua perempuan tersebut memanggilnya keluar dari kamar.
"Masih kurang banyakkah air mata dan kesedihan yang harus dikeluarkan ibu, Dek?" Perempuan berjilbab kuning itu kembali menyahut.
Tiba-tiba wajah di balik rambut terurai terangkat, lalu bersujud ke arah wanita paruh daya di sebelahnya.
"Nina takut kalau Ibu nggak bisa maafin Nina. Makanya Nina milih diam, Bu. Maafin Nina. Nina memang kurang ajar, anak durhaka, tak tahu diuntung. Nina pantas mati, Bu. Maafin Nina...." Suara itu terdengar jelas, sangat jelas meski bercampur dengan deru isak tangis yang tak terkontrol. Ia bersujud tepat di hadapan sang ibu.
"Ya Allah, Nduk! Nggak ada orang tua yang nggak bisa menerima anak mereka, seburuk apapun keadaannya. Mantan suami memang ada, tapi tidak dengan mantan orang tua. Jika tak ada lagi yang bisa menetimamu, tidak dengan Ibu. Ibu masih menunggumu, Nduk." Wanita itu meraih putrinya, memeluknya dengan dekapan yang paling menghangatkan.
Kebekuan yang tercipta hampir dua bulan, pada akhirnya mencair dengan satu kata maaf. Begitu tingginya ego menempatkan seseorang hingga lupa dari mana berasal. Sungguh, akan merugi manusia yang hanya menuruti hawa nafsunya.
🖤
Tuban, 15102018
#muthyasadeea #tulisandee #karyadee
#komunitasonedayonepost #ODOPBatch_6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan jejak ya...
Salam kenal, Dee