~~~
“Dia tak izinkanku untuk menemuimu barang sekejap walau lewat mimpimu. Jika saja kau tahu, di sini, acap kali aku menangis meminta padaNya untuk kebahagiaanmu. Aku tak ingin lebih dari sekadar kau bisa kembali seperti dulu. Melupakan aku. Sungguh, aku baik-baik saja. Tidak seharusnya semua penyesalanmu kau simpan sendiri. Kau berhak untuk bahagia. Jangan tangisi aku! Kepergianku juga semua tentang kenanganku. Mengenalmu begitu indah meski untuk menghalalkanmu kini hanyalah tinggal sebuah kemustahilan. Kamu masih memiliki berjuta masa depan indah. Asal kau benar-benar mau membuang semua tentangku. Sungguh! Aku sama sekali tidak patut untuk kau tangisi."
“Hapuslah air matamu. Karena aku tak mungkin menghapuskannya untukmu. Air matamu sangat berharga untuk sekadar menangisi keegoisanku yang menarikmu paksa dari duniamu. Jangan lagi kau ragukan orang yang mencintaimu dengan hati tulusnya. Cukup aku yang mengalami duka itu. Kekuranganmu bukan sebuah riil kehidupan yang layak menutupi segala auramu. Dan Dia memang sengaja mengirimku untuk membuat cedera dalam hatimu. Supaya kelak, kau lebih mengerti arti sebuah keyakinan. Bukan sekadar cinta yang biasanya diumbar. Dia ingin kau lebih menunduk. Tapi, itu bukan berarti kau menguras habis semua penyesalanmu atas perasaaanku. Aku hanyalah secuil masa lalumu yang tak patut dan tak layak kau jadikan pertimbangan untuk menentukan masa depanmu. Dirimu adalah dirimu sendiri yang akan selalu hidup dalam nalurimu."
“Jadilah Muthi’ah yang diirikan Sayyidah Fathimah. Hatimu adalah kuasa Tuhanmu. Jangan kau usik dia. Karena Tuhanmu tahu yang terbaik untukmu."
“Jangan tangisi aku. Simpanlah airmatamu untuk menagisi dosa dan menyesali cinta sucimu."
* * *
29 September 2018
“Milaadukum mubaarok."
Kuhadiahkan Yasin, sebuah surat terakhir yang menjadi saksi atas panggilanNya. Juga sebuah surat Ar-Rohman, yang tak pernah henti kau agungkan keindahan bahasanya. Doaku mengantar tenangmu bersama kekasihNya. Megurai air mata yang bukan karena kepergianmu. Tapi, sebuah rasa 'iri'ku atas kasih sayangNya yang begitu merindukanmu. Tak peduli telah berapa lama kau pergi dari dunia ini.
.
.
.
Diadaptasi dari kisah sahabat.
Thania, kamu hebat. Wanita terkuat yang pernah kukenal🖤
Regards, Dee
Tuban, 29092018
#muthyasadeea #tulisandee #karyadee
#komunitasonedayonepost #ODOPBatch_6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan jejak ya...
Salam kenal, Dee