Dengan menyebut nama Allah Yang Mencipta Rindu dan layak dirindui
Meraba rindu,
Ketika gelap malam membekukan tawa yang tercipta
Gemuruh bayu pada singgasana mengerjap dalam asa
Menyuguhkan ngilu pada sendi luka yang masih terbuka
Dan sendu ini bertahan, pada masa lalu berkubang dusta.
Mengeja rindu,
Dalam baris kalimat, tak terucap dan terikat
Pada setiap huruf yang berontak, menghujat tanpa amanat
Tidakkah setiap pandangan itu mengandung isyarat?
Meski kalimat itu hanya akan membias tanpa syarat.
Memapah rindu,
Atas luka dalam setiap pertemuan dan berujung perpisahan
Fatamorgana pada drama kehidupan, kepalsuan dan kepura-puraan
Masih sanggupkah rindu ini bertahan dalam perjalanan?
Mengantar rindu,
Pada tangis dan doa merintih
Membangunkan malam bersama harap dan letih
Menyemarakkan sunyi dalam tahmid dan tasbih
Menemukan Dia bersemayam di cahaya jernih.
Membasuh rindu,
Sesuai kata yang telah terujar
Seeluruh janji yang sesumbar
Dan segalanya yang mulai berkoar
Tetesan wudhu meyisakan sesak menjalar
Untuk rasa yang berpijar
Rindu ini kian bersinar.
Menghempas rindu,
Yang padanya hati mulai sesak
Lisan enggan untuk menyebut jarak
Apakah benar jarak menyebabkan rindu itu menyeruak?
Sedang begitu, doa dalam tangis tengah terisak.
Menyelamatkan rindu,
Mempertemukan rindu,
Di indah rinai doa yang menggema,
Pada seutas asa untuk terus menghamba,
Pada-Nya.
Pada ukir senyum yang membuai,
Seluruh harap mulai tertuai,
Di hadapan Yang Merajai.
Untuk sebuah penantian menyua,
Pada masa yang masih rahasia, t
Tertuang pada takdir-Nya.
Menyampaikan rindu, padamu dan pada-Mu.
🖤🖤🖤
Tuban, 23092018
#muthyasadeea #tulisandee #karyadee
#komunitasonedayonepost #ODOP_6 #ODOPBatch_6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan jejak ya...
Salam kenal, Dee